Hubungan Kehilangan Gigi Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh

Posted on April 10, 2000

Abstrak

Kehilangan gigi merupakan masalah umum pada lansia dan dapat memengaruhi kemampuan makan serta asupan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah gigi yang hilang dengan status gizi lansia di UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan kondisi gigi dan pengukuran status gizi menggunakan indeks IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasil menunjukkan bahwa lansia dengan jumlah gigi hilang lebih banyak cenderung memiliki status gizi kurang. Terdapat hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dan status gizi. Diperlukan pendekatan terpadu untuk meningkatkan kesehatan gigi serta nutrisi pada lansia.


Pendahuluan

Kesehatan gigi merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, terutama pada usia lanjut. Salah satu masalah utama yang sering terjadi pada lansia adalah kehilangan gigi. Ketika banyak gigi hilang, kemampuan mengunyah makanan berkurang. Akibatnya, lansia mungkin akan menghindari makanan yang keras atau berserat tinggi seperti daging, sayuran, dan buah-buahan—padahal jenis makanan ini sangat penting untuk kebutuhan gizi harian mereka.

Status gizi pada lansia dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemampuan makan. Jika kehilangan gigi membuat mereka kesulitan makan, maka risiko mengalami kekurangan gizi menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memahami apakah ada hubungan yang nyata antara kehilangan gigi dan status gizi lansia, khususnya di lingkungan panti sosial seperti UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang di Banda Aceh.


Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan metode cross-sectional (potong lintang).

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang tinggal di UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang. Sampel dipilih secara purposive, yaitu lansia yang bersedia ikut serta dan mampu berkomunikasi dengan baik, dengan total 40 responden.

Pengumpulan Data

  • Kehilangan Gigi: Data jumlah gigi yang hilang diperoleh dari pemeriksaan langsung oleh petugas kesehatan gigi.

  • Status Gizi: Diukur dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) = berat badan (kg) / tinggi badan (m²). Kategori IMT berdasarkan standar WHO.

Analisis Data

Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square untuk melihat hubungan antara kehilangan gigi dan status gizi.


Hasil Penelitian

Dari 40 responden, diperoleh hasil sebagai berikut:

  • Lansia dengan kehilangan ? 15 gigi: 60% dari mereka memiliki status gizi kurang

  • Lansia dengan kehilangan < 15 gigi: sebagian besar memiliki status gizi normal

Uji Chi-Square menunjukkan nilai signifikansi p < 0,05, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah gigi yang hilang dan status gizi lansia.


Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak gigi yang hilang, semakin besar risiko lansia mengalami kekurangan gizi. Hal ini dapat dimengerti karena kehilangan gigi membuat lansia lebih sulit mengunyah makanan dengan baik. Mereka cenderung memilih makanan yang lembut, seperti bubur atau nasi tanpa lauk keras, yang seringkali kurang bergizi dan tidak seimbang.

Selain itu, beberapa lansia juga mengalami penurunan nafsu makan karena tidak nyaman saat makan. Kombinasi dari faktor-faktor ini berkontribusi terhadap penurunan status gizi secara bertahap.

Upaya pencegahan kehilangan gigi seharusnya menjadi prioritas sejak usia produktif. Namun, bagi lansia yang sudah kehilangan banyak gigi, penyediaan gigi tiruan, makanan lunak bergizi, dan pendampingan gizi sangat penting untuk menjaga kesehatan mereka.


Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa:

  • Kehilangan gigi pada lansia di UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang memiliki hubungan yang nyata dengan status gizi mereka.

  • Semakin banyak gigi yang hilang, semakin tinggi risiko kekurangan gizi.

Saran

  • Penting dilakukan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini.

  • Pihak panti atau pengelola fasilitas lansia disarankan menyediakan makanan bergizi dengan tekstur yang sesuai untuk lansia yang kehilangan gigi.

  • Pemeriksaan gigi secara berkala dan pemberian gigi tiruan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas hidup lansia.

monperatoto

slot resmi

bandar togel

link slot

toto slot

monperatoto

toto slot

toto togel

bandar togel

cabe4d

slot resmi

monperatoto

situs toto

bandar togel

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

bandar togel

monperatoto

monperatoto

toto slot

monperatoto

monperatoto

monperatoto

monperatoto

kampungbet

link slot gacor

situs toto

monperatoto

toto slot

situs toto

slot gacor hari ini

kampungbet

toto slot

slot gacor

slot gacor maxwin

link slot gacor

bento4d

monperatoto

toto slot

bento4d

bento4d

situs slot

slot gacor maxwin

toto slot

slot resmi

toto slot

situs slot gacor

rtp slot

bento4d

ecole-privee-normandie.fr/wp-admin/user/position.php

monperatoto

bento4d

situs slot

monperatoto

monperatoto

bento4d

toto slot

toto slot

slot gacor

monperatoto

monperatoto

bento4d

bento4d

bento4d

toto slot

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

bento4d

slot gacor

bento4d

bento4d

penidabet

slot gacor

slot resmi

slot gacor

penidabet

penidabet

monperatoto

link slot gacor

situs slot

link togel

penidabet

penidabet

penidabet

penidabet

situs hk pools

toto hk

toto slot

link slot

situs slot

slot gacor hari ini

cerutu4d

sangkarbet

cerutu4d

bento4d

cerutu4d

situs toto

toto togel

bento4d

situs slot

link slot

situs slot

toto slot

bento4d

Posted in Uncategorized

Leave a Reply

bento4d