Abstrak
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum terjadi pada anak-anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis tingkat karies pada siswa SMP IT Nurul Islah Beurawe, Banda Aceh, menggunakan indeks DMFT (Decayed, Missing, and Filled Teeth) serta Significant Caries Index (SiC). Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan pencatatan klinis berdasarkan standar WHO. Hasil menunjukkan nilai rata-rata indeks DMFT sebesar 3,2 dan nilai SiC sebesar 5,6. Data ini menunjukkan bahwa tingkat karies di kalangan siswa cukup tinggi, dengan sepertiga siswa mengalami karies yang signifikan. Diperlukan program promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa.
Pendahuluan
Kesehatan gigi dan mulut anak-anak merupakan aspek penting dalam menunjang kualitas hidup serta prestasi belajar. Salah satu indikator utama untuk menilai status kesehatan gigi adalah karies, yang jika tidak ditangani, dapat mengakibatkan nyeri, infeksi, hingga kehilangan gigi permanen.
Indeks DMFT (Decayed, Missing, and Filled Teeth) merupakan alat epidemiologi yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat karies pada populasi. Namun, DMFT seringkali tidak mampu menunjukkan distribusi karies secara mendalam, terutama pada kelompok dengan risiko tinggi. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan penggunaan Significant Caries Index (SiC), yang fokus pada sepertiga populasi dengan nilai DMFT tertinggi, untuk menggambarkan kebutuhan perawatan yang lebih mendesak.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai indeks DMFT dan SiC pada siswa SMP IT Nurul Islah Beurawe, Banda Aceh, guna memperoleh gambaran nyata kondisi karies serta memberikan dasar data dalam merancang program intervensi kesehatan gigi.
Metodologi
Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP IT Nurul Islah Beurawe Banda Aceh. Sampel diambil secara purposive dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kesediaan siswa mengikuti pemeriksaan, dengan total 100 siswa.
Pengumpulan Data
Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi profesional dengan alat standar WHO. Data dikumpulkan melalui observasi klinis langsung pada gigi tetap siswa, kemudian dicatat dalam format DMFT:
- D (Decayed): jumlah gigi yang berlubang
- M (Missing): jumlah gigi yang hilang karena karies
- F (Filled): jumlah gigi yang ditambal
Setelah mendapatkan skor DMFT individu, dilakukan perhitungan nilai rata-rata serta nilai SiC, yaitu rata-rata DMFT dari sepertiga siswa dengan skor DMFT tertinggi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Indeks DMFT
Rata-rata indeks DMFT siswa adalah 3,2, dengan rincian:
- D = 2,4 (gigi berlubang)
- M = 0,3 (gigi hilang)
- F = 0,5 (gigi ditambal)
Significant Caries Index (SiC)
Nilai SiC diperoleh dari 33 siswa (sepertiga populasi) dengan skor DMFT tertinggi. Hasil menunjukkan nilai rata-rata SiC sebesar 5,6, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan WHO (?3 untuk populasi anak usia sekolah).
Diskusi
Hasil menunjukkan bahwa meskipun rata-rata DMFT berada pada tingkat sedang, nilai SiC yang tinggi menunjukkan adanya kelompok siswa yang sangat rentan terhadap karies. Ini menandakan ketimpangan dalam distribusi karies, dan kelompok ini membutuhkan perhatian khusus dari segi edukasi, pencegahan, serta perawatan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi, kebiasaan konsumsi makanan manis, dan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan gigi menjadi faktor penyebab utama.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
- Tingkat karies pada siswa SMP IT Nurul Islah Beurawe tergolong sedang menurut DMFT (3,2)
- Namun, nilai SiC yang tinggi (5,6) menunjukkan adanya kelompok risiko tinggi yang membutuhkan intervensi segera
Rekomendasi
- Melakukan penyuluhan rutin mengenai kebersihan gigi dan mulut
- Mengadakan pemeriksaan dan perawatan gigi secara berkala di sekolah
- Menjalin kerja sama antara pihak sekolah, puskesmas, dan orang tua siswa untuk program promotif dan preventif